Dibantu Easy Reschedule, Pulang Sesaat ke Pati Jadi Lancar

11

Pulang adalah satu hal yang selalu saya dan mungkin semua pejalan tunggu. Sementara itu, rumah adalah tempat terbaik untuk pulang. Setelah mengeksplor Papua dalam kembara papua hampir tiga hulan lebih, dilanjut keliling beberapa negara di Eropa dalam Kembara Eropa, ternyata, saya rindu pulang. Ya, pulang ke Pati di Jawa Tengah, rumahnya Si Mbok.

Kembara Papua
Pose di Praha

Fajar belum menyingsing ketika saya memulai perjalanan. Jalanan yang saya lalui juga masih terlihat lenggang. Nggak tahu kenapa, ketika melakukan penerbangan pagi hari itu, terbersit dua rasa, yakni benci dan bahagia. Bencinya adalah saya harus begadang karena susah sekali bangun pagi, sedangkan senangnya adalah hampir 99 persen penerbangan pertama itu tidak pernah terjadi delay, satu hal yang saya tidak sukai ketika melakukan perjalanan.

Pagi yang Indah

Tidak butuh lama, sekitar 45 menit perjalanan saja, saya sudah sampai di Bandar Udara Soekarno-Hatta di Tangerang. Sebuah bandara yang pasti akan membuat bingung para pejalan yang baru pertama landing di sini.

“Selamat datang di Bandar Udara Sukarno Hatta Jakarta di Tangerang,” pengumuman yang selalu saya dengar ketika roda pesawat baru menyentuh landasan di bandara ini. Semarang adalah tujuan saya. Kota ini adalah ibu kota provinsi yang ada di Jawa Tengah. Biasanya, sebelum pulang, saya selalu menyempatkan diri dulu berkeliling Kota Semarang yang banyak menyimpan bangunan sejarah pada masa lampau.

Kota Lama Semarang

Sebut saja Kota Lama. Banyak sekali bangunan-bangunan cantik bergaya Eropa yang saya temukan di tempat ini. Di beberapa sudut Kota Lama, saya menemukan kemiripan dengan bangunan-bangunan yang saya temui di Amsterdam kemarin. Namun, kondisinya memang memprihatinkan.

Pagi di Semarang

Selain Kota Lama yang cantik, Semarang juga menyimpan cerita-cerita lainnya. Sebut saja kisah laksamana Cheng Ho, seorang yang gagah berani datang dari negeri Cina sana. Kemahsyuran ceritanya kita bisa jumpai di sebuah klenteng yang sampai saat ini masih terawat dengan baik. Bahkan, patungnya dibangun di tengah pelataran klenteng yang memperlihatkan kegagahan beliau dengan baju kebesarannya.

Klenteng Sam Po Kong

Selain Klenteng Laksmana Cheng Ho, saya juga suka sekali dengan arsitektur Lawang Sewu. Berdiri megah di samping Tugu Semarang, bangunan ini seolah menjadi landmark yang harus di dambangin ketika mengunjungi Semarang. Coba rasakan sensasinya memasuki lorong-lorong yang ada di bangunan ini. Kita seolah di bawa pada zaman kolonial dulu, lengkap dengan cerita-cerita mistis di dalamnya.

Gereja Mblenduk Semarang
Gereja Mblenduk Semarang

Gereja Mblenduk, bangunan ini masih terawat sampai sekarang. Sebuah bangunan gereja yang memiliki kubah mlenduk seperti mesjid. Di samping gereja, ada sebuah taman yang biasanya dipakai untuk bersantai menikmati arsitektur bangunan kuno yang sungguh menawan hati ini.

Untung saja, waktu itu saya memesang tiketnya di Traveloka. Pas cek di aplikasinya, saya menemukan fitur Easy Reschedule. Setelah menelusuri tentang fitur ini di website Traveloka, saya simpulkan bahwa ini adalah solusi dari masalah yang sedang terjadi. Ya, ubah jadwal tiket. Dipikir-pikir, daripada telepon Call Center atau datang ke maskapainya, better pakai Easy Reschedule yang tinggal klik-klik saja. Hemat waktu, hemat biaya. Betul, nggak?

tiket yang mau di reschedule
Tinggal Bayar selisihnya, dapet deh tiket baru

Saya buka tiket di aplikasi Traveloka yang ada ponsel, terus saya merubah tanggal sesuai yang dikehendaki. Akhirnya, saya memilih tanggal 27 April supaya pagi bisa mempersiapkan segalanya sebelum acara. Setelah itu, saya diarahkan ke halaman beberapa jadwal penerbangan dengan total biaya tambahan yang harus kita bayar kalau memang ada selisih antara tiket lama kita dengan tiket barunya, tapi kalau ternyata tiket lamanya lebih mahal, kita akan dapat kembalian kok, dari aplikasinya. Keren juga, nih!

Nah, satu hal yang penting saya lakukan sebelum mengubah jadwal dengan Easy Reschedule adalah dengan membaca semua term and conditions-nya. Berabe kalau saya asal klik-klik, terus salah informasi. Pas saya baca keterangan tentang Easy Reschedule, Traveloka menerapkan kebijakan ada biaya adminstrasi dari proses ini. Kalau tiket yang kita ubah itu penerbangan dalam negeri, kita dikenai biaya 15 ribu rupiah, tapi kalau tiket yang kita ubah itu penerbangan luar negeri, kita dikenai biaya 50ribu. Terjangkau sih, dibanding harus membeli tiket baru.

Gandul Pati

Tak habis bersyukur setelah menemuka fitur ini, saya kembali terselamatkan karena tiket PP yang saya pilih berbeda maskapai. Pasalnya, ada beberapa maskapai yang tidak melayani pengubahan parsial, maksudnya ubah salah satu jadwal dari tiket PP yang sudah dibeli sebelumnya, misalnya Lion Air, AirAsia, dan Garuda Indonesia.  Ya, begitulah.

 

Penganut Pesan Kakek "Jadilah pejalan dan belajarlah dari perjalanan itu". Suka Jalan-jalan, Makan-makan, Poto-poto dan Buat Video. Cek cerita perjalanan saya di Instagram dan Youtube @lostpacker

Related Posts

Leave a Reply