Setelah puas bermain dan belajar di kampung Kerujuk kemarin, Pagi ini saya melanjutkan perjalanan ke kampung wisata lain yang masih ada di Lombok Utara.
Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 30 menit perjalanan saya sudah sampai di Rumah Pohon yang ada di kampung Gangga, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.
Kalau di kampung Kerujuk kita sudah bermain sepuas hati, di rumah pohon desa Genggelang ini kita bisa berfoto sepuas hati di beberapa spot yang sudah di sediakan pengelola.
Oh ya, Desa wisata Genggelang ini di kelola oleh para pemuda lokal yang tergabung dalam sebuah wadah organisasi Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata).
Desa Genggelang ini sudah terkenal di kalangan masyarakat sebagai spot selfie yang asik dan juga punya benyak tempat wisata yang keren. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang datang ke lokasi ini. Terletak diatas ketinggian, kita bisa menikmati panorama alam yang mempesona, juga sejuknya air sungai Gangga yang mengalir dan membentuk air terjun Kerta Gangga.
Rumah Pohon Gangga Murmas
Ada hal lucu yang saya dengar dari keterangan Puspawadi,Humas Pokdarwis Rumah Pohon Gangga Murmas yang menemani saya jalan-jalan ke rumah pohon Gangga Murmas ini.
“Dulu tempat ini adalah tempat mencari sinyal telepon. Jadi warga biasa nongkrong disini untuk dapat internetan secara lancar,” kata Puspa kepada saya.
Dari alasan itulah akhirnya mereka membuat tempat foto keren yang asik, buat nongkrong sambil nyari sinyal ini. Tapi memang di beberapa bagian dari kampung ini masih susah untuk mendapatkan sinyal telepon. Mungkin karena letaknya di perbukitan dan banyak menciptakan blank spot.
Spot andalan saya di rumah pohon Gangga Murmas ini adalah spot bintang. Lokasinya luas dan saya bisa gegoleren manja sambil menikmati panorama alam yang tersaji di depan saya. Sebuah lembah yang subur dan garis pantai Lombok Utara di kejauhan. Sementara di bagian kiri saya ada gunung Murmas dengan hutan tropis yang masih terjaga dan terlihat hijau sekali.
Selain panorama alam itu, kita juga bisa mendengar gemuruh air terjun Kerta Gangga yang mengalir deras tepat dibawah lokasi ini. Jadi cukup treking skitar 10-15 menit kita sudah bisa melihat indahnya air terjun itu.
Setidaknya ada 11 spot selfie dengan beragam bentuk di Rumah Pohon Gangga Murmas ini. Mulai dari bentuk ujung anjungan kapal Titanic, bintang, tower hingga rumah burung. Semua tempat ini bisa kita gunakan untuk berfoto secara gratis, cukup dengan membayar tiket masuk sekali saja.
Ada hal menarik lainnya selain spotnya yang mempunyai pemadangan kece. Papan-papan ditempel di beberapa bagian lengkap dengan quote-quote lucu. Sahabat saya Wira, langsung kepicut dengan tulisan yang tertulis begini:
“Gak jaman balikan sama mantan”.
Gak tau kenapa di ngefans banget sama tulisan itu ha ha.
Selain itu juga ada beberapa quote kreatif yang rasanya ngena’ banget kalo dibaca. “ Cantik gak harus langsing”, atau “Ini hidup bukan instagram, ngasih hati nggak segampang ngasih like”. Gokil!
Tapi yang harus diperhatikan adalah, masing-masing dari rumah pohon ini ada beban maksimalnya. Jadi kalau merasa berat badan kita lebih, mending nunggu yang lain turun dulu dah, biar puas foto-fotonya he he. ini penting, karena dibawah kita itu jurang yang siap memeluk kita kalau kepeleset misalnya.
Air terjun Kerta Gangga
“Dibawah ini ada sungai Gangga mas yang mengalir ke air terjun Kerta Gangga”. kata Puspa ketika saya bertanya kenapa namanya Kerta Gangga.
Tidak jauh kok air terjunya, cukup menuruni jalan setapak sekitar 10 menit kita sudah sampai di gemuruhnya air terjun yang mengalir. Sayangnya saya datang pas musim hujan dengan debit air yang lumayan deras serta coklat. Jadi agak sedikit mengurungkan niat untuk mandi-mandi berenang manja di air terjun ini.
Puspa mengajak saya ke spot terkeren dari air terjunyang tersembunyi ini. Sedikit melewati jembatan besi yang licin, juga bebatuan yang tertutup dengan air coklat, lalu mendaki ke bebatuan yang juga terihat licin, akhirnya sampailah saya pada sebuah spot tersembunyi dari air terjun tersebut yang ternyata memang keren. Cantik sekali spot ini. Kenapa tersembunyi, karena terletak di balik tebing yang cukup tinggi.
Sejatinya ini bukan air terjun lain, tapi percabangan dari air terjun utama, tapi asli ini lebih indah dari pada air terjun yang pertama saya lihat tadi. Beberapa wisatawan lokal juga terlihat mandi dan berenang di bawah air terjunnya.
Ada juga dua orang turis Jerman cantik yang berhasil dirayu Wira untuk jadi model dadakan. Sialan, padahal saya yang ngincer duluan, eh malah si kupret dapet duluan. Yah memang sih, si embak lebih instagramable dibanding saya ha ha.
Tujuh Kolam Alami Tiu Pituq
Puas menikmati air terjun Kerta Gangga hari sudah menjelang siang. Perjalanan dilanjutkan dengan menuruni bukit menuju ke parkiran mobil. Jadi mobil yang mengantar saya ke rumah pohon tadi berpindah ketika saya sedang treking ke air terjun.
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke arah Tiu Pituq. Salah satu spot wisata menarik juga yang menjadi andalan Desa Genggelang. Kalau di Lombok itu air terjun biasanya dinamai “tiu”. Yang paling terkenal adalah Tiu Kelep, salah satu air terjun di lombok Utara yang jadi favourite saya juga.
Dalam bahasa sasak, “tiu” itu berarti kolam pemandian, dan “pituq” itu artinya tujuh. jadi saya sekarang mau diajak lihat 7 kolam pemandian. Duhh semoga ketemu bidadari yang buat diajak ke kawinannya mantan, biar dia menyesal ha ha.
Setelah menuruni anak tangga, saya ketemu dengan jembatan yang disampingnya ada kolam dan air terjun. Ini adalah salah satu tiu yang ada di Tiu Pituq ini. Memang ada tujuh kolam lengkap dengan air terjun masing-masing.
Kalau tidak musim hujan ini airnya jernih dan biasa dipakai berenang dengan ditemani gemericik air yang jatuh dari air terjun di samping tiu, duh pasti segar sekali ya, mandi di air pegunungan yang bebas polusi serta di bawah rindangnya pohon yang makin membuat pewe dan enggan untuk beranjak.
Oh ya, di lokasi Tiu Pituq ini juga di sediakan spot-spot selfie yang keren. Ada spot lope-lope, karena spot ini berbentuk hati warna pink dengan pemandangan yang cihuy dibelakang kita. Ada juga spot kupu-kupu dengan latar belakang perkebunan kelapa.
Hari makin siang, saya dan teman-teman menuruni bukit dan kembali ke parkiran mobil untuk kembali ke Rumah Pohon dan makan siang dengan menu Desa Genggelang. Yuk ahh laper nih…
Explore sekitar Genggelang
Gak cuma spot wisata yang keren, Desa Wisata Genggelang juga punya banyak tempat menarik lainnya. Diantaranya adalah pohon Duren. Banyak sekali duren yang saya lihat dikampung ini.
Bahkan pak Kadus dengan ramahnya mempersilahkan saya dan Wira untuk mencicipi duren yang baru dipetik dari pohonnya. Duh sungguh endes surendes rasanya. Oh ya, kalau mau berburu durian Lombok, datanglah bulan Februari sampai Maret. Dijamin deh banyak durian bertebaran dimana-mana.
Selain duren, Desa Genggelang juga punya kebun kopi yang sudah terkenal dan dijual hingga ke pulau Jawa. Kopi Gangga 77 namanya. Dan saya berkesempatan mampair ke kebun dan lokasi pengolahannya, juga mencicip kopi Robusta kental yang punya rasa pahit tapi after taste-nya lembut. Akan pas jika ditambah dengan susu kental manis, pasti pas 🙂
Nah ternyata ketenaran kopi Gangga 77 juga menarik kreatifitas dari salah satu warga Genggelang lainnya. Bang Anton Zizan (@antonzizan) kembali mengemas kopi yang bijinya di dapat dari perkebunan kopi Gangga 77 namun dikemas dengan seni kreatifitas. Dia menamainya dengan brand kopi bambu. Yang unik adalah kemasanya. Terbuat dari Bambu lengkap dengan ukiran yang dia ukir sendiri. Keren!
“Harganya yang kecil cuma 50 ribu. Tapi kadang kalau bule sudah senang bisa kasih tips berkali-kali lipat, kadang sampai 200ribu” kata Bang Anton kepada saya.
Selain itu, Desa Genggelang juga punya kerajinan dari Batok kelapa dan Sale Lilit yang terbuat dari pisang lokal yang banyak tumbuh di kampung itu. Nah, kalo kerajinan batok kelapa biasanya di bentuk menjadi gerabah yang bisa di bawa untuk oleh-oleh.
Bener kan, Lombok itu gak cuma pantai dan Rinjani saja. Masih banyak objek wisata lain yang menawarkan beragam pesona dan pelajaran lainnya. Dan mungkin juga masih banyak yang terlewat di Desa Genggelang yang sangat luas ini. Dan waktu kembali mengharuskan saya melanjutkan perjalanan ketempat lainnya esok hari.
Malam menjelang dan saya menginap dirumah salah satu warga desa Genggelang. Masih seperti kemarin, kami makan malam di Berugak dan setelahnya kembali ngobrol dan bertukar pikiran serta pengalaman dengan teman-teman dari Desa Genggelang.
Keren kan Genggelang, buruan gih masukin kedalam list destinasi yang akan di kunjungi. Selamat berlibur.
Kontak Desa Genggelang
Abid Jati (humas Tiu Pituq), Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kab Lombok Utara, 082341961234
Puspawadi (Ketua Pokdarwis Rumah Pohon Gangga Murmas), Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kab Lombok Utara, 085288916004