Nuhanera adalah sebuah semenanjung yang ada di pulau Lembata yang menjadi lokasi dari Festival Bahari Nuhanera. Nuhanera ternyata sudah terkenal di kalangan wisatawan mancanegara, meski kelasnya masih dari mulut ke mulut. Dan peluang inilah yang dai manfaatkan oleh Pemda Lembata untuk menjaring wisatawan datang ke Lembata lebih banyak lagi.
“Restuilah kami hai leluhur, lindungilah kami hai langit dan bumi, beri kami hidup hari ini dan selamanya”
Mantra itu di bacakan oleh tetua adat yang ada di Lembata ketika menyambut para tamu yang akan ikut dalam acara pembukaan puncak acara dari Festival Bahari Nuhanera yang ada di Tanah Lembata.
Lembata memang belum sepopuler pulau-pulau tetangganya, seperti Flores dan Alor. Namun dengan adanya Festival Bahari Nuhanera ini, orang akan semakin tahu bahwa Lembata itu tidak hanya terkenal dengan acara adat menombak pausnya.
Jujur ketika pertama di tawari untuk Blogger Trip ke Lembata ini, saya tidak terlalu banyak berharap banyak akan melihat sesuatu yang luar biasa disana. Hal ini juga banyak di alami oleh beberapa rekan saya ketika saya mengutarakan niat akan berkunjung ke Lembata. Hampir semua kawan yang tahu saya akan ke Lembata, mereka selalu bertanya
“Mau lihat berburu paus ya?”
Dan saya pun pas pertama kali diajak ke Lembata, bayangan saya juga hanya perburuan Paus itu saja. Ternyata setelah saya melihat dengan mata dan kepala sendiri, banyak sekali hal yang bisa di eksplore lagi dari pulau kecil yang sudah berdiri sendiri sejak 1999 ini. Dulu lembata adalah bagian dari Flores timur. Setelah berdiri sendiri, kini Lembata sudah mulai berbenah. Memperbaiki beberapa infrastruktur.
Menuju ke Lembata ada dua Jalur, bisa lewat daratan Flores ataupun lewat jalur Kupang. Kalau lewat daratan Flores bisa landing di Maumere terus di lanjutkan perjalanan darat ke Larantuka sekitar tiga sampai empat jam. Dari Larantuka ada speed boat menuju Lewoleba, ibukota Lembata. Gak jauh kok, hanya butuh waktu tempuh sekitar empat puluh lima menit hingga satu jam perjalanan laut saja. Nah alternatif kedua adalah kita bisa lewat jalur udara menuju Kupang, kemudian dilanjutkan lagi dengan pesawat Susi Air ataupun TransNusa menuju ke Lewoleba.
Kesan pertama ketika landing di Bandaranya adalah asik banget. Landasan pacunya tepat di pinggir laut dengan latar belakang Gunung yang indah sekali. Karena saya datang bersama tamu undangan Festival Bahari Nuhanera, maka disambutlah dengan tarian Hedung Huri. Adek-adek dari SMPK Santa Theresia menari dengan lincahnya. Goyangan para gadis dan Gagahnya lompatan demi lompatan dari para pemuda Lembata ini sungguh mempesona. Ingin rasanya ikut serta menari bersama mereka. Melompat dengan riang dan gagah bak ksatria lengkap dengan perlengkapan perangnya. Tapi saya harus puas dengan melihatnya saja, *lirik perut.
Tarian Hedung Huri juga ikut meramaikan puncak acara dari Festival Bahari Nuhanera ini. Para penarinya masih sama dengan yang saya lihat di Bandara kemarin. Yang membedakan adalah pembacaan mantera yang dibacakan oleh tetua adat ketika menyambut para peserta dan tamu Festival Bahari Nuhanera ini. Tuak segar di hidangkan dalam sebuah cawan kelapa.
Masih segar dari dalam bambu yang ujungnya di tutup dedaunan, nah tuak mengalir sedikit demi sedikit dari celah-celah dedaunan itu. Saya pun mendapatkan jatah pengalungan selendang tenun dan tuak segar seperti yang lain. Yang unik dari minum tuak di Festival Bahari Nuhanera ini adalah, sebelum meminumnya, kita harus menumpahkannya sedikit ke tanah. Ini adalah bentuk penghormatan kepada leluhur mereka yang di percaya ikut menjaga mereka di tanah Lembata. Saya juga ikut melakukan ritual itu, menumpahkan sedikit lalu kemudian meminumnya.
Setelah ritual di sebuah gerbang kecil di lokasi acara dilanjutkan dengan pemberian sirih pinang. Seperti halnya daerah lain, sirih pinang adalah bentuk penghormatan dari tuan rumah kepada tamunya. Setelah prosesi selesai, barulah acara inti dari Festival ini.
Ada lomba mincing, lomba balap perahu dan lomba berenang. Semua penonton yang membaur antara pengunjung dan warga desa tumpah ruah di pesisir pantai Nuhanera yang jernih. Sorak sorai terdengar saling memberika semangat kepada jagoan masing-masing.
Dilangit Nuhanera juga terlihat asik para pemain paramotor bermanuver ria di pesisir pantai. Mungkin akan sangat menarik kali ya bisa terbang di atas Nuhanera ini.
Kalau berkunjung ke Nuhanera, naiklah ke atas bukit di atas tanjung kecil ini. Pemadangan dari atas sini sungguh luar biasa. Karena panas yang sangat terik, saya istirahat dulu dibawah pohon yang rindang. Sementara di bawah sana masih terlihat ramai sekali. Dan angina sepoi-sepoi mulai merayu saya untuk memjamkan mata barang sejenak sambil menikmati panorama alam yang tersaji.
Masih banyak hal yang bisa kita lakukan di Lembata. Dan Pesona Lembata sungguh mengalihkan perhatian saya seketika itu juga.
Cerita akan berlanjut di postingan selanjutnya, so jangan kemana-mana ya..