Senja adalah sebentuk kedamaian yang selalu di rindukan oleh para pemujanya. Tak terkecuali saya, penikmat senja yang selalu di buat kagum oleh warna-warni cahaya senja yang membentang indah di cakrawala.
Debur ombak terdengar lirih karena angin yang membawanya kepantai tidaklah besar. Bebatuan dan pasir pantai terlihat berkilauan memantulkan cahaya senja yang damai itu. Alam sedang menyanyikan sebuah gending kedamaian, gending yang bisa membuat siapapun larut dalam damai yang tersaji.
Bagi dua sejoli yang sedang di mabuk asmara, senja adalah pendukung untuk melepas kasih satu sama lainnya. Kasih yang menguar damai di semburat rona merahnya. Kasih yang selalu di damba oleh setiap pasangan untuk mereguknya.
Saya hanya duduk terpekur di atas sebuah batu sambil menikmati senja. Senja yang tersaji di ujung barat pulau Jawa sore itu telrihat begitu sempurna. Sesempurna perasaan saya kala itu.
Tanjung Lesung ternyata menyimpan sebuah memoar cantik tentang senja. Tentang harapan sepasang anak manusia untuk hidup damai tentram selayak senja yang baru saja lewat di sebuah tanjung di pesisir barat pulau Jawa itu.
Selain senja, Tanjung lesung beach hotel juga menawarkan sebuah pesona lain. Pesona kedamaian dan ketentraman. Apalagi bagi para pasangan muda atau pengantin baru yang ingin merasakan kedamaian yang dalam berbulan madu. Berada didalamnya seolah kita enggan melakukan aktifitas apapun. Hanya ingin berdiam diri menikmati kedamaian yang terhampar di depan mata.
Ujung-ujung nyiur kelapa melambai diterpa angin sepoi-sepoi yang berhembus dari laut. Waktu sudah berada di ujung senja. Ketika semua orang beranjak pulang, saya tetap saja duduk di atas batu sambil menikmati warna-warni langit yang masih tersisa sejak tenggelamnya matahari beberapa saat lalu. Warna-warni yang seolah di lukis oleh maestro terbaik di alam raya ini. Dan akhirnya senja pun usai berganti malam yang gelap. Namun kenangan manis tentang senja yang baru saja lewat tentu akan selalu kurindui, sebuah kenangan tentang senja, pantai dan kamu.