Manado itu tidak hanya menjadi daerah yang terkenal dengan cewek cantik dan makanan ekstrimnya. lebih dari itu, manado adalah sebuah destinasi wisata menarik yang patut kalian datangi kalau ngaku traveller sejati. Nah ternyata setelah datang ke Manado, saya di suguhi sajian keren yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Pesona baru yang terpancar dari sebuah kabupaten baru yang bernama Minahasa Utara.
Minahasa Utara memang belum seterkenal Manado yang merupakan saudara tua dari Minahasa Utara ini. Namun sayangnya masih banyak juga orang yang kenal Manado hanya sebatas Cewek catik, kuliner ekstrim dan Taman Nasional Bunaken-nya.
Nah tak mau kalah dengan kuliner ekstrim dan cewek cantik serta keelokan pesona bawah laut Bunakennya, kabupaten baru ini juga tak mau ketinggalan langkah dari tetangganya kota Manado.
Hamparan pasir putih terbentang panjang sekali di depan saya. Panorana alam yang tersaji siang itu juga menarik hati. Air laut yang jernih dan langit yang terlihat biru karena mendapatkan sinar sempurna dari sang surya.
Saya sangat bersyukur karena bisa melihat langit biru saat ini. karena memang di daerah-daerah tertentu sekarang sedang tertaih-tatih #MelawanAsap yang sudah menyebabkan banyak korban berjatuhan.
Pantai Pal Marrinsow namanya, destinasi baru yang sedang di kembangkan oleh kabupaten Minahasa Utara ini wajib kalian datangi ketika Bunaken sudah mainstream banget. Jadi tak ada salahnya, mulai sekarang masukkanlah pantai Pal yang terletak di desa Marrinsow ini menjadi salah satu destinasi yang wajib kalian datangi ketika sedang berlibur di Sulawesi Utara.
Eh tapi ngapain ya saya jauh-jauh datang ke lokasi pantai Pal Marrinsow ini?
Pertama dan utama alasannya adalah karena cewek-cewek Manadonya. Ingin menyaksikan langsung dengan mata kepala saya sendiri dan di daerah aslinya, bukan miniatur Manado yang ada di Jakarta. Dan benar adanya, janjinya Gusti Allah itu akan datang pada masanya. Ketika sedang asik duduk di bawah pohon sambil menikmati kudapan makan siang saya, eh dapat tawaran menjadi salah satu juri dalam pimilihan putra putri bahari Minahasa Utara 2015. Mimpi apa coba saya tadi malam bisa melihat di kursi paling depan para duta bahari ini berlaga memperlihatkan bakat-bakat terpendam demi sebuah gelar Putra Putri Bahari 2015.
Ibu Femy sang komandan dari terselenggaranya rangkain acara gebyar wisata bahari 2015 di Minahasa Utara ini sedikit bercerita kepada saya tentang latar belakang dari terselenggaranya Festival Bunaken 2015 ini.
Eh tapi Bunaken itu kan lokasinya ada di kota Manado, kenapa di Minahasa Utara juga menamakan event gebyar wisata bahari ini dengan festival Bunaken?
Nah ternyata pintu masuk Taman Nasional Bunaken itu ada beberapa. Nah sekarang sedang diupayakan bisa masuk ke Taman Nasional Bunaken dari kabupaten Minahasa Utara ini.
Yang menarik saya saat berkunjung ke acara pembukaan festival Bunaken 2015 ini adalah sebuah tarian yang hentakan kakinya serempak serta raut muka yang garang, lengkap dengan senjata-senjata tajam yang terhunus. Para penarinya juga selalu menampilkan muka seram selama menari. Memang tari Kabasaran ini dulunya adalah tarian perang yang sudah turun temurun, dan hanya bisa di tarikan oleh keturunan dari para penari pendhulunga.
Harapan besar dari di gelarnya festival Bunaken ini adalah agar semua khalayak ramai tahu dimana itu Minahasa Utara. Setelah tahu dan mengenal lebih dekat dengan Kabupaten Minahasa Utara ini, diharapkan para wisatawan baik dari domestik maupun mancanegara bisa lebih banyak lagi berkunjung ke Minahasa Utara. Dan masyarakat setempat bisa ikut merasakan dari ramainya wisatawan yang mengunjungi Minahasa Utara ini.
Tak terasa senja tiba-tiba hadir, itu artinya acara pembukaan festival Bunaken ini resmi selesai. Saya harus bergegas, karena ketika malam tiba, pantai terlihat gelap gulita karena belum tersedianya aliran listrik sampai di lokasi pantai ini. Ibu Femy sang kepala dinas kebudayaan dan pariwisata Minahasa Utara mengatakan bahwa fasilitas listrik dan perbaikan jalan, akan segera di laksanakan. Semoga