Langit di ufuk timur mulai menampak kan semburat merah nya. Pagi baru saja hadir. Sementara kesibukan sedang terjadi di sebuah rumah yang terletak di ibu kota negara ini. Segala persiapan sedang saya dan tiga yang akan menjadi rekan seperjalanan saya untuk 40 hari kedepan.
Tepat pukul 08:00 si Aki memulai perjalanan panjang ini. Aki adalah julukan buat sebuah mobil Taft yang sudah dibilang tidak muda lagi. Mobil keluaran tahun 1981 ini lah yang akan menjadi sahabat dari mobil taft jenis Hiline yang saya tumpangi dalam perjalanan uini.
Kondisi lalu lintas di Tol dalam kota sedikit menyendat perjalanan kami. Setelah beberapa saat menempuh perjalanan melalui padatnya lalu lintas Jakarta, kami memutuskan untuk mengisi bahan bakar di sebuah rest area.
Oh ya perjalanan pagi ini kami lalui berempat. Om Wahyudi, om Utama, Made dan saya sendiri. Wahyudi sendiri biasa di panggil why, sedangkan om utama punya panggilan sayang om Uut. Mereka berdua adalah para offroader dari komunitas Taft Diesel Indonesi. Sedangkan Made dan saya bertugas untuk mendokumentasikan perjalanan ini.
“Brakkkkk”
“Setir nya gak bisa ku apa-apa in tadi” kata-kata pertama yang keluar dari mulut why sang pengemudi ketika kami bertiga sudah sadar dari kaget akibat peristiwa ini.
Made keluar loncat dari Jendela, sementara why mengecek ke kaki mobil bagian depan. Ternyata tierot yang menghubungkan kendali setir dan roda depan lepas. Tidak tau kenapa sebab musabab peritiwa ini, yang jelas sebelum berangkat kondisi mobil sudah melewati proses pengecekan. Mungkin ini sebuah peristiwa yang mengawali perjalanan kami.
Dengan bantuan sebuah baut kecil, akhirnya tierot bisa dipasang kembali. Baut ini nantinya pasti akan terlepas kembali jika kami tidak segera menggantinya. Berdasarkan informasi yang kami dapat ada sebuah bengkel di dekat pintu keluar Tol Padalarang. Akhirnya laju mobil dibuat perlahan, karena menghindari si Terot terlepas kembali.
Turunan Nagrek menyambut kedatangan kami. Pertigaan yang memisahkan jalur menuju Tasik dan Garut sudah kami lalui. Perjalanan semakin seru dengan pemandangan hijau di kiri dan kanan jalan.
Menjelang sore mobil Taft Hiline yang kami tumpangi memasuki Garut. Restoran Sederhana menjadi tempat kami berlabuh sore itu. Om Derry sang pemilik yang ternyata adalah salah satu anggota Komunitas Taft Diesel Indonesia Chapter Garut menjamu kami dengan menu restoran padangnya. Satu persatu anggota komunitas keren ini merapat hingga kami terlibat dalam sebuah diskusi tentang petualangan yg seru. Tak terasa waktu sudah hampir larut, dan badan kami juga sudah sedikit penat. Kang dedy salah satu anggota komunita TDI mempersilahkan kami menginap di rumahnya. Jadilah rumah tersebut jadi tempat kami beristirahat malam pertama kami di garut.








