Rentak tifa di tabuh bersahut-sahutan pada sebuah siang yang terik. Hamparan bukit-bukit hijau di kejauhan menjadi latar belakang yang indah dari sebuan pertunjukan akbar. Beberapa penari Isolo terlihat lincah bergerak sesuai irama rentak tabuhan tifa yang bertalu-talu. Perahu-perahu hias juga berseliweran diatas permukaan air danau. Tak mau ketinggalan air danaupun sedikit beriak seolah ikut menari sesuai dengan tabuhan tifa. Sebuah sajian menarik dari sebuah acara besar yang di gelar setahun sekali. Festival Danau Sentani.
Festival Danau Sentani ini sejatinya bertujuan untuk melestarikan budaya-budaya dari suku Sentani yang hidup di 24 kampung di sekitaran danau Sentani. 24 kampung tersebut mendiami 21 pulau kecil yang tersebar di perairan danau Sentani. Hampir semua kampung-kampung yang ada di Sentani hidup damai, dan menggantungkan hidup pada danau besar itu.
Jonathan, pemuda desa Ayapo yang saya kenal sehari sebelum pembukaan festival danau Sentani 2015 kemarin terlihat sedang asik menari di atas perahu bersama warga desanya. Para peserta Isolo terlihat begitu antusias seiring dengan tepuk tangan riuh yang datang dari para penonton.
Isolo adalah tarian perang atau sering juga di jadikan tarian penyambutan. Masyarakat kampung semua terlibat dalam tarian ini. Gerakan-gerakan yang dinamis di pertontonkan dihadapan para tamu undangan dan warga yang menonton pertunjukan.
Di tahun ke delapan perhelatan, festival danau sentani mengusung sebuah tema besar. “Budayaku Sejahteraku”. Tema ini adalah ekspresi norma berkehidupan yang penuh dengan kedamaian, kerukukan antar sesama dan kearifan lokal. kearifan lokal disini bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat yang ada di danau Sentani. Selain itu helatan akbar ini di tujukan sebagai penguatab karakter budaya yang dimiliki oleh masyarakat lokal sebagai upaya nilai tambah dalam keberagaman pariwisata yang ada di Papua. Dengan begitu kebudayaan yang ada bisa menjadi sumber kesejahteraan bagi segenap warga Sentani.
Selain pagelaran tarian Isolo diatas perahu, di stage utama juga di meriahkan dengan tari-tarian Papua yang di persembahkan oleh beberapa desa yang ada di seputaran sentani. Setidaknya ada sekitar seratus kelompok tari yang di jadwalkan akan perform dalam helatan ini. Masyarakat Sentani tumpah ruah memadati palataran dermaga khalkote untuk menyaksikan pagelaran tersebut.
Sementara tidak jauh dari lokasi acara, di gelar juga pameran pembangunan masyarakat sentani. Banyak sekali produk-produk yang dipamerkan. mulai dari masakan-masakan lokal hingga beberapa souvenir khas hasil tangan-tangan kreatif masyarakat papua. Dan yang paling menarik perhatian selain kerajinan olahan kulit kayu adalah pameran batu akik yang berasal dari pegunugan cycloops yang ada di seputaran sentani.
Pada pelaksanaan Fesrival Danau Sentani 2015 ini juga di lakukan pelepasan Sejuta benih ikan di danau sentani. Di harapkan ikan-ikan itu akan tumbuh besar dan bisa di manfaatkan oleh msyarakat sekitar untuk pemenuhan kebutuhan akan lauk pauk, serta menjadi mata pencaharian sebagian penduduk yang berprofesi sebagai nelayan.
Keindahan Sentani bukanlah sebuah hal yang di buat. Sejak keberadannya danau sentai sudah menyihir siapapun yanh melihatnya. Berada di ketinggian 76mdpl, dan letaknya yang tidak jauh dari pegunungan Cycloops, membuat danau sentani semakin menarik perhatian. Apalagi kalau kita menikmatinya dari atas bukit Mc.Arthur yang ada di lereng gunung Cycloops. Sentani terlihat begitu indah. Bentuknya meliuk-liuk bak seekor ular yang menari. Bukit-bukitnya yang hijau , air danaunya yang tenang, hingga langit dengan awannya yang indah, terlihat menakjubkan dalam bentangan cakrawala yang sempurna.
Bagi saya berpetualang di Papua dengan keterbatasan sarana transportasi dan infrastuktur membuat saya hanyut dalam sebuah petualangan. Petualangan menjelajah dunia baru yang masih asing. Dan justru dengan menjelajah dunia-dunia baru itu, saya banyak mendapati sebuah cerita petualangan yang seru. Tertarik untuk menjelajah sentani dan Daerah-daerah lain di Papua? Segera kemasi bakcpackmu dan berpetualanglah.
Onomi Fokha!
kamu merangkum festival ini dengan sangat indah, om. terus aku harus curhat apa dong di blog-ku? 😛
Curhat perasaan dengan batu-batu akik itu aja kak 🙂
Cool, menarik banget. Ada acara pelepasan sejuta benih ikan juga ya hehe. Foto Danau Sentani nya mirip dengan Danau Toba hehe
kalau Toba Luas, yang sentani ini meliuk2 danaunya..
Mau ke papua dong~~ hueheheh, keren lah festivalnya 😀
yuk barengannn, kamuh kan maennya keluar negrih mulu kak
Puitis sekali artikelnya, keren! 🙂
Ha ha ha terima kasih Fiona 🙂
ajak2 donk ke Papua kk
Dimana mana ada banyak batu akik hahahaha …
Bagaimanapun, Indonesia tetap mantaapp !!