Belum hilang rasanya kenangan yang kurang mengenakkan kemarin siang. Terjebak dalam sebuah longsor yang menyebabkan kami harus terkurung. Sementara ada dua mobil terbalik di terjang oleh longsoran alam yang datang secara tiba-tiba. Tapi siapa bisa menduga akan kuasa-Nya. Dan pagi ini saya sudah berada di jok belakang taksi yang berlogo burung sambil menikmati keheningan pagi.Terminal tiga bandara Soekarno Hatta menjadi tujuan saya kali ini.
Penerbangan pagi selalu menyimpan suka dan duka. Sukanya adalah saya tidak perlu risau dengan kemacetan menuju kebandara. Dan sedikit dukanya adalah tidak bisa tidur di malam sebelumnya. Karena bisa dipastikan jika saya tidur pasti akan ketiduran, dan ketinggalan jadwal penerbangan yang sudah saya pesan.
Dengan mata masih mengantuk, saya dibantu bapak supir taksi menurunkan barang dari bagasi mobil. Bandara sudah terlihat ramai sekali. Memang ya, perjalanan tidak mengenal waktu. Wajah-wajah kantuk juga masih terlihat jelas di wajah para calon penumpang di terminal tiga ini. Mungkin mereka sedang bergembira akan bertemu seseorang yang sudah lama di rindukan.
Namun wajah-wajah murung sepertinya juga terlihat diantara para calon penumpang itu. Mungkin mereka sedang mendapat berita duka dan harus sampai di daerah tujuan secepatnya. Seperti kabar duka yang saya dapatkan dulu ketika Almahum Bapak harus menghembuskan nafas terakhir.
Saya duduk sejenak di pojok terminal, sambil melihat sekeliling. Mungkin saja saya bisa menemukan teman-teman blogger yang akan berangkat menuju bangkok bersama saya. tapi setelah tengok kanan dan kiri saya tidak menemukan mereka.
Seorang lelaki setengah baya terlihat masih tidur mendengkur di bangku terminal. Mungkin dia sedang menuungu penerbangan lanjutan. Hal serupa juga sering saya lakukan dulu. Dan dari raut mukanya saya melihat kebahagiaan yang menguar. Mungkin dia sedang bermimpi bermain dengan cucu-cucunya yang lucu dan menggemaskan.
Tidak mau mengusik tidur sang lelaki itu, saya bergegas meninggalkannya dengan senyum masih tersungging di bibirnya. Terlihat sedikit antrian masuk kedalam terminal tiga Bandara Soekarno Hatta. Terminal ini melayani penerbangan dalam dan luar negeri. Toleh kanan-kiri akirnya saya menemukan Wira di depan pintu toilet dan mushola. Eben, Mita dan Nurul juga sedang berada disana.
Tak lama kemudian Nia juga muncul dengan membawa boarding pass buat kami. Namun ternyata Nia harus menggeser penerbangannya ke jadwal siang hari, dikarenakan paspornya sedang tertahan di keduataan untuk rencana perjalanannya keluar negeri yang lain.
Jadilah kami para blogger yang akan menghadiri Air Asia Blogger Comunnity 2015 berangkat tanpa di dampingi Nia. Bagi kami hal ini sudah biasalah tapi Nia merasa sangat bersalah sekali. Tapi untungnya kami di terbangkan dengan layanan Red Carpet-nya Air Asia. Layanan berkelas VVIP ini memang di hadirkan olah AirAsia untuk para pelanggannya yang menginginkan pelayan lebih. Dari proses check-in layanan Red Carpet sudah sangat mengesankan sekali.
Tidak perlu antri karena kita akan dilayani oleh jalur tersendiri. Dan asiknya lagi tidak perlu antri di konter imigrasi karena proses pengecekan paspor di lakukan oleh petugas yang di tunjuk. Jadi kami para blogger yang beruntung ini masih asik menikmati beberapa kudapan dan kopi hangat di Starbuck sambil menunggu paspor kami selesai pengurusan administrasi di imigrasi.
Setelah semua selesai,akhirnya paspor di bagikan dan kami melenggang dengan tenang menuju pintu pesawat. Perjalanan ini makin tenang karena kami juga di bekali oleh Tune Insurance oleh AirAsia. Tune Insure akan memberikan ketenangan selama perjalanan, tiba didaerah tujuan dan sekembalinya ke tanah air. Ada beragam menu yang bisa di pilih di Tune Insure. Dan kebetulan kami mendapatkan yang Tune Insure Return- Worldwide (Non Fly Thru). Gak mahal kok, dari daftar harga saya menemukan paket yang saya pakai ini cuma delapan puluh lima ribu rupiah. Tapi dengan delapan puluh lima ribu rupiah saya bisa mendapatkan banyak sekali manfaat.
Diantaranya adalah Penggantian biaya rumah sakit karena kecelakaan yang terjadi selama penerbangan, perlindungan untuk bayi, keterlambatan bagasi, on time guarantee (ganti rugi apabila pesawat delay di atas 2 jam karena terjadi kenadala teknis di maskapai), fly thru-missed flight connection atau apabila tidak tersedia penerbangan terjadwal lanjutan saat transit minimal enam jam sejak jadwal penerbangan lanjutan sebelumnya, evakuasi atau pemulangan jenazah darurat, dan masih banyak manfaat lainnya yang bikin penerbangan benar-benar nyaman.
Perlindungan yang di cover oleh Tune Insurance ini tidak hanya pada saat penerbangan berlangsung, tapi perlindungan dari Tune Insure juga masih berlaku kalau bagasi dan barang milik pribadi penumpang rusak. Jadi dengan hanya delapan puluh lima ribu saja, saya jadi nyaman terbang dan bepergian keluar negeri sekalipun. Karan layanan call service dari Tune Insurance ini sendiri siaga selama dua puluh empat jam.
Kantuk sudah terasa berat sekali dimata. Mungkin karena lelah yang teramat sangat di perjalanan sebelumnya. Belum lagi kenangan tidak mengenakkan terjebak dalam longsor yang terjadi di Sibolga kemarin. Tapi inilah kuasa Tuhan. Saya hanya umat-Nya yang kerdil yang hanya bisa memohon doa dan perlindungan dimanapun saya berada. Satu hal yang membuat saya yakin untuk bepergian kemana saja dan kapan saja, bahkan kadang berseorangan saja adalah Tuhan selalu bersama para pejalan.
Tidak lama setelah saya duduk di bangku pesawat QZ-250 yang akan membawa saya ke bumi Thailand yang jauh, Mata semakin tidak kompromi, Akhirnya saya terlelap dengan sukses dan terbangun sesaat sebelum mendarat di bandara Don Mueang, Bangkok. Penerbangan selama tiga jam dua puluh menit nyaris saya lewatkan dengan tidur di pesawat.
Tak apalah, itung-itung save energy untuk event besar yang akan berlangsung besok. Air Asia Blogger Community yang akan menggelar photo rally keliling Bangkok pasti membutuhkan stamina yang lebih dari cukup. Dan sekali lagi saya merasa aman karena ada Tune Insure yang melindungi saya selama berada di Bangkok.
“Sawadee kha..”