Suasana begitu lengang saya rasakan, ketika berada di larik-larik pagar pembatas antrian. Para petugas yang berjaga juga terlihat bersahabat. Saya dan beberapa teman-teman blogger lainnya, leluasa memilih loket mana yang akan di masuki. Pengecekan paspor ternyata tidak ribet. Cukup serahkan paspor ke petugas dan pasang senyum paling manis, pasti akan lancar segala urusan.
Pelayanan di pos Imigrasi Tanjung Kupang, Johor Baru – Malaysia ini memang tidak sedramatis dengan pos imigrasi yang ada di Woodlands, Singapura. Seperti cerita-cerita dari beberapa teman pejalan lainnya, pos imigrasi yang menjadi pintu masuk menuju Singapura ini selalu di liputi drama.
“Abang namanya tidak satu kata kan” si abang supir Van menanyakan perihal itu kepada saya. Menurut beliau kalau nama kita cuma satu kata, akan rada ribet. Karena di database imigrasi pasti banyak sekali muncul nama tersebut. Tapi untunglah karena bermimpi untuk ke Tanah Suci Mekkah, yang konon katanya mengharuskan pemakaian tiga suku kata di nama paspor, akhirnya saya meminjam nama bapak dan nama kakek di nama yang tertera di paspor saya.
Dan benar urusan lancar jaya di pos imigarsi Woodlands, walaupun sempat didatangi petugas dan ditanyai beberapa pertanyaan. Tapi salah satu rekan blogger saya, Fahmi Anhar punya cerita lain tentang pos imigrasi Woodlands ini. Dulu dia pernah di kandangin ke kantor imigrasi tersebut dan di berondong dengan berbagai pertanyaan. Memang kala itu dia lagi na’as karena masuk dalam random check yang di sering di berlakukan di Pos Imigrasi Woodlands ini.
Na’as juga menimpa teman-teman saya, blogger dari Philipina. Mungkin karena mereka ramai bersendau gurau di depan antrian, akhirnya banyak sekali pertanyaan yang di ajukan oleh petugas. Hingga kewajiban untuk menunjukkan tiket pulang juga mereka alami. Tipsnya adalah nama paspor jangan satu kata, dan keep silent di depan antrian menuju petugas. Dan satu lagi tetep pasang senyum semanis mungkin.
Selepas drama yang terjadi di Woodlands, Van yang membawa kami dari Johor Baru kembali melaju. Melintasi jalanan Singapura yang terlihat begitu rapi tertata. Mobil-mobil bergerak dengan kecepatan sedang. Terus saya punya mimpi jorok, kira-kira kapan ya Jakarta punya jalanan seperti itu.
Tepat di lobby sebuah bangunan Megah Marina Bay Sand Mall, kami semua turun dari van. Dawn Ling sang Tour Guide (sorry Dawn, ha ha) memberikan sedikit brief kepada kami, blogger-blogger keceh yang ikut dalam Tune Hotel Fam Trip, yang kali ini bertajuk #TuneCelebrateTalent. Sesuai dengan namanya, dalam fam trip di Johor Baru ini kami dapat bonus menyaksikan result show dari Asia’s Got Talent 2015 di Singapura.
Acaranya sendiri diramaikan oleh para pendukung dari finalis-finalis yang bertarung. Dan sembilan dari finalis yang tersisa, 4 finalis berasal dari Filipina. Jadi tidak heran kenapa banyak sekali bendera-bendera Filipina berkibaran di kursi-kursi penonton. Tapi saya, Fahmi (HIU), Fahmi (kucing), dan Chocky Sihombing juga gak mau ketinggalan seru-seruan.
Babak demi babak selalu di iringi dengan kehebohan dari masing-masing pendukung hingga akhirnya terpilih dua besar. El Gama Penumbra dan Khusugstun meraih banyak sekali dukungan dari seluruh penjuru Asia. Walaupun tidak ada finalis dari Nusantara, tapi kami ikut merasakan keriuhan yang ada di Mastercard theater tersebut.
Keriuhan kembali membahana di ruangan theater yang di set untuk beberapa pertunjukan dunia itu ketika mbak Anggun, salah satu juri di Asia’s Got Talent melantunkan Snow to Fall on the Sahara. Lagu andalan mbak Anggun ini sempat menyihir sejenak keriuhan para pendukung finalis Asia’s Got Talent yang ada di ruangan theater.
Acara berakhir dengan kemenangan di pihak El Gamma Penumbra. Semua penonton dan pendukung EL Gamma terlihat riuh menyambut kemenangan.
Kesembilan grand finalis itu adalah:
- The Talento dari Thailand. Group musik rock yang anggotanya masih bocah-bocah sekolahan.
- Duo penari yang badannya seolah gak punya tulang, Gao Lin & Liu Xin.
- Gwyneth Dorado, penyanyi dari Filipina.
- Dance Thrilogy 11 anak gadis mungil dan unyuk dari Singapura.
- Khusugstun, group musik tradisional Mogolia yang selalu menguarkan arua magis ketika music mereka mainkan
- Triqstar, group tari modern dari negeri Sakura Jepang.
- El Gamma Penumbra, group shadow show dari Filipina.
- Gerphil Geraldine Flores, Gadis yang berparas cantik dan bersuara bersuara dari Filipina.
- Junior New System, Penari akrobatik dari Filipina.
Tapi ada satu pertunjukan yang paling menyihir penonton. Pertunjukan yang banyak di nanti pengunjung Master Card Theater hari itu. Pertunjukan yang di tunggu-tunggu itu adalah penampilan dari keempat juri di panggung Asia’s Got Talent 2015. David Foster, Anggun C Sasmi, Van Ness Wu dan Melanie C. Dan ternyata penampilan dari juri-juri Asia’s Got Talent ini memukau seisi ruangan theater. Walaupun tidak ada satupun peserta dari Nusantara, setidaknya saya terhibur dengan penampilan mbak Anggun dan ketiga juri lainnya.
Pengalaman pertama melihat langsung sebuah acara tv di produksi adalah pengalaman yang berguna buat saya. Apalagi sekelas acara Asia’s Got Talent yang memang di produksi dengan perencanaan yang baik dan matang. Di akhir acara kami bertemu dengan kakak Indra Bekti dan Mikka Tambayong dari Tanah Air yang sedang bertugas meliput acara di sana.
Setelah acara selesai kami bergegas kembali ke Johor Baru, Malaysia. Takut drama tadi siang di Woodlands terjadi kembali, maka kami keep silent dan rapi melewati petugas imigrasi sambil menyerahkan paspor kami masing-masing untuk pengecekan. Dan benar acara melewati pengecekan imigrasi berjalan lancar. Selanjutnya kembali kami harus melewati pengecekan imigrasi di Tanjung Kupang untuk memasuki Malaysia. Setelah pengecekan imigrasi selesai, acara selanjutnya adalah melepas penat dengan leyeh-leyeh cakep di Tune Hotel Danga Bay. Menempuh penerbangan pagi buta Air Asia AK381
Dari Jakarta menuju Kuala Lumpur, terus di lanjutkan dengan AK6042 dari Kuala Lumpur menuju Johor Baru di hari sebelumnya, ternyata badan lumayan capek juga. Tapi untunglah kabin pesawat Air Asia yang saya dan teman-teman blogger lain tumpangi, lumayan nyaman untuk sekedar melelapkan diri sejenak selama penerbangan. Acara ke Malaysia ini atas undangan dari Tune Hotel yang berbaik hari mengajak para blogger pria keceh badai ini menikmati beberapa spot di Johor Baru dengan bonus mampir numpang nonton Asia’s Got Talent di Singapura.
Tune Hotel merupakan official select-service hotel of Asia’s Got Talent Maka tak heran jika para talent-talent blogger kecehdari Malaysia, Indonesia dan Filipina juga di ajak untuk #TuneCelebratesTalent.