Lampung, Pantai Marina indah dan terbengkalai

11

Setelah puas berkeliling Pulau Tangkil dan Pantai Mutun serta menikmati dahsyatnya Pindang Meranjat Mak War kemarin, tujuan hari ini adalah pantai Marina, menurut keterangan teman saya pantainya indah hampir mirip dengan Pantai Papuma di Jawa Timur.

Walaupun penat ini belum terbayarkan dengan tidur yang hanya sebentar malam tadi, pagi ini rencana harus tetap dijalankan, setelah menikmati pisang goreng panas dan teh panas serta Nasi goreng yang Lezat, 2 sahabat baru saya pun menghampiri ke rumah Sandy salah satu dari team BE yang saya tumpangi tidur semalam, tidak perlu menunggu lama saya pun berkemas dan segera berpamitan kepada Ibunya teman saya.

Pantainya Landai tapi ombaknya besar
Pantainya Landai tapi ombaknya besar

Laju kendaraan pertama diarahkan ke soto lamongan dekat persimpangan jalan, karen disana kita akan bertemu dengan keseluruhan Team yang akan hunting bersama hari ini, ada kejadian yang menggelikan di soto lamongan ini, kami berdelapan duduk dimejanya dan paling heboh dengan celotehan kami tapi yang memesan soto buat sarapan hanya dua orang, untung baak penjualnya baik hati.

setelah semuanya kenyang petualangan hari ini pun di mulai, arah laju kendaraan menuju ke objek wisata Pantai Marina, walaupun sudah tidak layak dikatakan objek wisata karena semuanya sudah terbengkalai, tidak ada perawatan dari pemerintah setempat sedikitpun, loket penjualan karcis masuk kawasan wisata sudah kosong seperti bangunan yang menyeramkan. untuk masuk ke lokasi ini bisa dari dua jalur, jika kita dari arah bandar lampung bisa melewati pintu masuk kawasan perkebunan PTPN sedangkan jika kita dari arah bakauheni bisa melewati pintu masuk Kalianda resort.

Pantai Marina memiliki pemandangan indah dengan batu-batu karang yang bentuknya beraneka ragam. Menurut cerita rakyat, ada batu karang yang disebut Batu Balai merupakan tempat Pangeran Cindar Bumi menerima tamu. Pantai ini terletak di Kecamatan Sidomulyo 43 kilometer dari Bandar Lampung atau 22 kilometer dari Kalianda

Begitu menginjakkan kaki pertama di pinggir pantai marina ini saya serasa di bawa pada ingatan saya tentang pantai Papuma, bentuk karangnya yang indah serta debur ombaknya yang sangat menarik jika diabadikan dengan tehnik slow speed jika anda penghobi fotografi, di sebelah kanan saya berpojak menghadap laut saat itu masih terbentang pantai berpasir putuh yang indah, sedangkan diatas batu karang di buat semacam pelataran kecil untuk memandang lautan lepas, rasanya pengen berlama-lama berdiri di sana untuk menikmati indahnya pantai ini dna lautan lepasnya.

Karena rasa lapar yang sudah memanggil perut kami, bahkan salah satu teman saya sudah ada yang teriak-teriak kelaparan, kami pun harus meninggalkan pantai yang indah ini, dalam hati saya bersyukur karena dianugerahi langit biru dnegan awan yang indah selama saya berada dipantai tersebut, padahal dalam perjalanan dari bandar lampung awan hitam menebal memayungi perjalanan kami, bahkan hujan sudah mengguyur disebagian tempat, dan terpekik dalam benak saya ” Aku harus kesini lagi”, Tracy Chapman masih bersenandung di audio mobil yang akan mengntarkan kami ke Canti untuk menikmati makan siang kami, sementara bentangan keindahan alam mengiringi perjlanan kali ini.

“lang itu kan anak-anak IBP yang gathering ke pulau Sebesi”, kata-kata teman saya itu membuyarkan lamunan saya tentang keindahan yang sedang saya nikmati saat ini, birunya langit dan laut terbentang dalam satu cakrawala yang indah,

Lampung Next Top Model
Lampung Next Top Model

sejenak saya menoleh ke sebelah kiri dan memang benar banyak orang yang sedang menggendong tas Backpack besar layaknya backpacker, dan jumlahnya lumayan banyak, memang minggu kemaren adalah jadwal gathering sahabat-sahabat saya dari IBP (IndoBackpacker), namun tawaran teman saya untuk eksplore Lampung lebih mengiurkan. Tak berapa lama pun mobil sudah memasuki sebuah rumah makan Munca Indah di daerah Canti, daerah CAnti adalah daratan terdekat jika kita hendak menyeberang ke pulau Sebesi ataupun Krakatau.

Cumi manis Goreng, Simba Bakar, dan Pindang Simba adalah menu makan siang kami siang itu, di temani lalapan pete rebus dan sambel Terasinya yang dahsyat bener serta view laut yang indah, benak saya pun berkata “kurang apalagi coba?”

Setelah puas neikmati semuanya, saatnya untuk kembali pulang ke pulau Jawa, sahabat-sahabat baru dari BE PFL mengantarkan kami sampai di pelabuhan Bakauheni dan kami pun beruntung setelah kami masuk kapal pun menutup tangganya, berarti telat sedikit sajan kami harus menunggu giliran kapal Roro selanjutnya.

Special Thanks to :

Serta Allah SWT sehinggan Rencana ini berjalan lancar.

Sahabat-sahabat baru BE PFL (Pecinta Fotografi lampung), Kak Rosita, Bro Imam, Om Sandy, Kang MAman, Om Ozan, Om Dody, makasih Sobat dah mau direpotin kita-kita, jangan kapok ya.

Dua teman seperjalan saya Mbak husni Munir dan Hanum.

Penganut Pesan Kakek "Jadilah pejalan dan belajarlah dari perjalanan itu". Suka Jalan-jalan, Makan-makan, Poto-poto dan Buat Video. Cek cerita perjalanan saya di Instagram dan Youtube @lostpacker

Related Posts