Es Krim Lavender di Tomita Farm Hokkaido – Jepang Trip #6

11

Belum banyak orang yang tahu bentukan dari bunga lavender itu seperti apa, termasuk saya. Saya tahu nama bunga itu hanya dari minyak rambut pomade yang dulu sering saya pakai tiap pagi sebelum berengkat ke sekolah. Setelah beranjak dewasa saya mulai mengenal ragam produk olahan lavender itu seperti obat nyamuk. Tapi melihat bentukan aslinya belum pernah.

Tomita farm Hokkaido

Nah, ketika pertama kali menginjakkan kaki di kebun yang yang luasnya sampai 20 hektare ini, saya bingung dengan hamparan lavender warna unguk cantik menyelimuti perbukitan. Kebun ini letaknya ada di Furano Hokkaido.

Tomita Farm nama perkebunanya. Kebun yang sangat luas ini terbentuk atas ide cemerlang dari mamang Tokuma Tomita pada tahun 1958. Dari sosok beliaulah, kebun warna-warni ini terbentuk.

Menuju Tomita Farm

“boleh gak saya foto ala inces ai fill frii di tengah kebun bunga itu”

Pertanyaan yang mampir ke benak saya namun belum sampai keluar dimulut. Tak selang berapa lama dari pertanyaan itu terbersit, tiba-tiba kuping saya dijewer dan diplintir dengan keras sehingga sakit dan panas yang mendera sungguh luar biasa. Seolah seperti tengah melakukan kesalahan hebat seperti naruh kaca gerutan pensil di bawah bangku teman SD yang memakai rok lebar dulu.

Sepertinya mamang Tokuma Tomita memarahi saya, walau hanya di alam bawah sadar yang tak terendus oleh KPPA (Komisi Pemberantasan Pejalan 4LaY).

Tempat Penyulingan Lavender

“Yok kita lihat proses penyulingan minyak Lavender dulu”

Ajakan Michiko yang membuyarakan pikiran jahat saya untuk guling-guling di ladang Lavendernya Tomita itu.

Tester Minyak Lavender yang baru saja di suling

Saya diajak ke sebuah bangunan yang didalamnya terdapat tabung-tabung aluminium berukuran besar. Setelah mendapat penjelasan, rupanya disanalah minyak dari pohon, daun dan bunga Lavender di ekstraksi.

Pengolahan Minya Lavender jadi Parfum

Setelah melalui proses ekstraksi, minyak-minyak itu kemudian diolah menjadi beragam produk. Dan asiknya kita juga bisa melihat pengolahan lavender ini menjadi parfum, sabun, lotion dan bermacam produk lainnya.

Belanja lavender

Selain bisa melihat pengolahannya, kita juga bisa belanja lho. Mannn, Belanja mannnn. Saya akhirnya khilaf beli parfum Lavender yang wangi dan lembut sebotol buat mbok Jas kesayangan, beli beberapa aroma theraphy essensial oil, beli sabun cair juga, biar sebagai perangsang otak untuk mandi sehari dua kali. Soalnya otak saya sudah terkontaminasi ajaran “SAVE WATER” jadi mandinya bisa beberapa hari sekali ha ha.

“Kalu mau kesini itu pasnya ya bulan Juli seperti ini, pas bunga Lavender dan bunga-bunga lainnya bermekaran”

Jelas Michiko, guide saya yang fasih berbahasa Indonesia.

Model di Tomita Farm
Lavender Mekar di Tomita Farm
Es Krim Lavender di Tomita Farm

Tomita Farm ini ternyata sangat terkenal dan menjadi destinasi kesukaan wisatawan. Hal ini terbukti dengan banyaknya mobil dan bis yang terparkir dilahan parkir luas itu. Dan untuk menikmati indahnya kebun Lavender ini Gratis geng, gak kayak di Keukenhof yang bayarnya lumayan mahal buat kantong saya.

Es Krim Lavender + Melon di Tomita Farm

Aniway, satu hal yang membuat saya penasaran setelah baca postingan blognya Alex Amrazing waktu itu adalah es krim lavender. Alex bilang es krimnya rasa obat nyamuk. Dan rasa penasaran itu yang membuat langkah ini akhirnya mampir ke gerai eskirm Lavender yang ada didalam komplek perkebunan itu. Setelah mencoba, enak kok. Rasa Lavendernya terasa dan ngeblend dengan rasa vanila juga. Selain varian lavender + Vanila, kalian juga bis pesen rasa Lavender + Melon.

Asli ya melon di Hokkaido itu enaknya setengah mampus. Dan konon kabarnya, melon itu juga sebagai hantaran yang mahal di beberapa tempat di pulau Hokkaido ini.

Kebun Lavender Tomita Farm

Kelar semua acara, saya pun bergegas untuk kembali ke bis. Dan dari jendela bis, saya lihat ada orang melambai-lambaikan tangan dari kebun Lavender ke arah saya, sambil berbisik lirih ke telinga saya yang disampaikan oleh angin begini

Teng’s yaa gak jadi guling-guling ai fill frii dikebonku, salam buat temen-temen di Indonesia. Tolong bilangin kalau ada taman bagus jangan dirusak lagi hanya demi foto instagram”.

Dan saya pun akhirnya tertidur manja, sambil mimpi indah seolah sedang berbelanja di tengah hutan yang penuh toko-toko bagus yang hangat.

Tomita Farm dengan suasana Furano di belakang sana

Penganut Pesan Kakek "Jadilah pejalan dan belajarlah dari perjalanan itu". Suka Jalan-jalan, Makan-makan, Poto-poto dan Buat Video. Cek cerita perjalanan saya di Instagram dan Youtube @lostpacker

Related Posts

Leave a Reply