Menuju Tanjung bira, semua gara-gara panther

11

“Adek mau ke Bira ya?”sebuah suara yang sedikit mengagetkan saya ketika sedang asik menikmati  sudut-sudut kota Makassar dari jendela taksi yang saya tumpangi. “iya bang” jawaban singkat saya sambil tetap fokus menikmati bangunan demi banguna di kota yang terkenal dengan kudapan coto nya ini.

Dengan tanpa minta persetujuan supir taksi ini menghentikan laju mobilnya di sebuah daerah yang ternyata banyak mobil yang menuju Bira biasa mangkal. Tepatnya di jalan Sultal Alaudin di depan sebuah gedung serbaguna. Pak Supir meyakinkan bahwa saya akan mudah untuk mencari kendaraan yang menuju Bira di terminal bayangan ini dari pada harus ke terminal Malengkeri, padahal tujuan utama saya adalah terminal Malengkeri, karena dari beberapa referensi mengacu kesana.

Ikan Bolu bakar yang ngangenin
Ikan Bolu bakar yang ngangenin

Begitu turun dari taksi ternyata saya di datangi seorang yang menawarkan mobilnya untuk ke Bira, pertama beliau meminta saya untuk mencarter saja dengan 500 ribu untuk ke Bira, tapi saya tidak mau, biar aja menunggu mobil berjenis Panther ini penuh.

Sambil menunggu pun saya lihat ada sebuah rumah makan dengan menu khas kota Makassar, Ikan Bolu Bakar. Tau gak ikan bolu tuh ikan apa? Ikan bolu adalah sebutan warga Makassar untuk ikan bandeng, jadi menunya adalah Ikan Bandeng bakar. Melihat ikan tersebut di bakar nafsu makan saya langsung bergolak, pesan lah saya bagian kepala bolu bakarnya, dan memang nikmat jika di nikmati waktu masih panas dengan sambel khas nya.

Puas menikmati santap siang saya pun kembali ke terminal bayangan dimana sang panther parkir. Sudah satu jam ternyata yang datang baru dua orang. Dan mobil panther ini biasanya di isi 10 orang tidak termasuk supir, waduh harus menunggu berapa lama lagi ini.

Rasa jengkel mulai muncul, dan penumpang yang dua itu ketika ada mobil panther lewat yang sudah ada penumpangnya, mereka pun pindah, alhasil saya harus menyaksikan para calo ini berantem gara-gara memperebutkan penumpang. Saya memilih diam sambil membaca buku untuk membunuh waktu dan berharap ada rombongan datang biar mobil ini segera berangkat.
Perjalanan menuju Bira, Banyak sopir yang kakinya gak sekolah
Perjalanan menuju Bira, Banyak sopir yang kakinya gak sekolah

Dan tepat 3.5jam saya menunggu akhirnya mobil ini siap di berangkatkan menuju Bira, namun ternyata tidak sampai Bira, karena penumpang habis di kota Bulukumba. Namun ternyata harga yang tadi saya bayar 70 ribu sudah termasuk sampai Bira maka saya pun diantarkan sampai Bira.

Sepanjang perjalanan dari Makassar menuju Bira saya harus berdempet-dempetan dengan penumpang lain. Dan memang mobil yang seharusnya menampung penumpang 6 orang plus sopir ini ternyata harus mengangkut 11 orang plus sopir, nah lo gimana tuh rasanya naik mobil 5-6 jam harus empet-empet an seperti itu ha ha.

Mobil istirahat sejenak di Janeponto untuk sekedar mengisi perut dan melepas penat. Hanya sekitar 20 menit mobil pun melanjutkan perjalanan kembali. Di tengah perjalan saya sempat melihat sunset yang indah, namun di tengah pemandangan sunset itu saya juga melihat sebuah kecelakaan mobil. Sebuah mobil keluarga terjun bebas masuk ke persawahan yang padinya tengah menghijau itu. Saya tidak tahu apakah semua penumpangnya selamat atau tidak.
Sampai di Tanjung Bira sudah hampir jam 10 malam. Suasana kecamatan kecil ini sudah lengang. Saya diantar sampai ke depan penginapan Sunshine bungalow. Dan sang supir pun minta uang tambahan lagi. Waduh parah banget neh transportasi dari Makassar menuju Bira.
Saran saya mending naik bis agar lebih nyaman dan pasti. Bis-bis yang melayani rute Makassar – Selayar pasti lewat Bira. Jadi sebelum bisa naik ke kapal ferry di pelabuhan Bira, minta turun aja, terus jalan kaki kearah kawasan wisata pantai pasir putih yang banyak penginapan nya. Oh ya jalan nya sih lumayan hampir 2km lah ha ha. Ada sih pete-pete yang biasa lewat namun jarang. Kalau gak mau Jalan kaki ya naik ojek banyak kok disana.

Oh ya bis-bis ini biasanya pagi berangkat dari terminal malengkeri, jadi usahakan jam 8 pagi sudah ada di terminal. Ada beberapa perusahaan bis yang beroperasi. Ada bis Mahkota dan Sumber mas. Semua berangkat pagi. Harga tiketnya 70 ribu, sudah dapat fasilitas bangku nyaman dan ber AC. Jadi mending naik ini dari pada naik panther dengan harga sama tapi naudzubilah gitu nunggu nya.

Setelah bersih-bersih diri di Sunshine bungalow rasanya kok kantuk sudah menyerang. Dan dalam hitungan ke lima saya pun sudah mimpi indah menikmati indahnya Tanjung Bira.
Let’s Explore Tanjung Bira mas brooooo.

Penganut Pesan Kakek "Jadilah pejalan dan belajarlah dari perjalanan itu". Suka Jalan-jalan, Makan-makan, Poto-poto dan Buat Video. Cek cerita perjalanan saya di Instagram dan Youtube @lostpacker

Related Posts