Pantai Goa Cina, Malang Selatan. Lihat Indonesia Part #15

11

Malam sudah sedemikain larut ketika kaki saya menapak di pantai pasir dengan ombak yang menderu kencang. Angin juga terasa tidak bersahabat malam itu untuk saya, team Lihat Indonesia dan beberapa sahabat baru dari Komunitas Taft Diesel Indonesia chapter Malang. Rasa lelah dan kantuk yang mendera begitu dahsyat. Kalau dihitung jarak bukanlah sepanjang yang saya fikirkan, tapi jeleknya medan yang harus kami lalui, perjalanan ini terasa begitu lama dan melelahkan.

Terlihat banyak pembangunan jalan di sepanjang jalur yang kami lalui. Nantinya jalur ini konon kabarnya akan di gunakan sebagai JLS atau Jalur Lintas Selatan Jawa. Sebuah rencana yang apik jika memang proyek ini benar-benar dilaksanakan dengan baik, untuk mengurai kemacetan yang terjadi di jalur pantai utara Jawa. Daerah Pantura sendiri selalu penuh sesak oleh kendaraan ketika hari besar keagamaan seperti lebaran tiba.

EOS 60D_27292

Agak mendekat kearah pantai ternyata beberapa sahabat saya sedang mendirikan tenda untuk kami pakai bermalam. Tidak etis rasanya jika saya enak-enak-an menyeruput kopi sementara yang lain berkerja mendirikan tenda yang juga merupakan sebuah kepentingan bersama. Bukankah nilai kebersamaan inilah yang menjadi pengikat kami selama perjalanan ini.

Karena hari sudah gelap akhirnya diputuskan untuk mendirikan tenda untuk bermalam. Beberapa anggota team lain memilih tidur di dalam mobil mengingat angin yang berhembus malam itu tidak bersahabat. Namun warung kopi kecil di salah satu sudut pantai rupanya menyita perhatian saya. Sembari melepas penat duduk di bangku yang disediakan di warung tersebut, saya memesan secangkir kopi panas. Malam yang dingin gini kenikmatan secangkir kopi panas tidak bisa di bandingkan dengan berapapun nilai lembaran rupiah. Lebay

Tenda sudah berdiri, dan kenikmatan semakin lengkap ketika Mas Enggar, seorang warga lokal yang sedang berkonsentrasi dengan pemeliharaan pantai dan penangkaran penyu di Malang Selatan ini. Di tulisan selanjutnya saya akan bercerita banyak tentang kegiatannya mas Enggar. Mas Enggar malam itu membawakan makan malam kami dengan menu olahan laut juga. Disaat kelaparan seperti itu santapan malam yang nikmat seperti ini adalah berkah yang tiada tara. Dan setelah perut terisi kami pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk beristirahat.


Mentari pagi bersinar dengan riangnya. Hembusan angin juga sudah tidak sedahsyat malam tadi, namun riak ombak tetap saja bergemuruh seolah tiada henti. Ini juga alasan kita dilarang bermain air di pantai ini. Walaupun ada larangan untuk tidak bermain air, tapi ketika mata sudah di manjakan dengan keindahan yang sempurna, terbayar lah larangan itu.

Saya mencoba memasuki sebuah goa yang merupakan asal mula nama pantai Goa Cina ini berawal. Sebuah goa kecil diatas tebing terasa memancarkan sebuah aura magis yang kental. Dulu di Goa inilah seorang pertapa dari klan Tioanghoa menghabiskan waktu bersemedi di dalam goa, hingga akhirnya hilang (mukso)tanpa seorang wargapun mengetahui keberadaannya. Namun sang pertapa ternyata meninggalkan surat wasiat, dari sana di ketahui beliau bernama “Hing Hook”. Benar atau tidaknya cerita ini, setidaknya itulah cerita yang beredar di masyarakat tentang asal mula nama pantai Goa Cina ini.

Di belakang dan depan goa sendiri terdapat sebuah pantai indah. Hamparan pantai pasir putihnya memanjakan mata siapa saja yang melihatnya. Namun jangan sekali-kali menganggap lokasi ini aman untuk bermain air. Ombak besar yang datang tanpa kita ketahui mengintai setiap saat, jadi berhati-hatilah jika sedang berada di lokasi ini. Pantai-pantai selatan Jawa memang terkenal dengan ombaknya yang dahsyat.

EOS 60D_27150

Pondokan kecil yang beratapkan daun ilalang seakan menyihir saya untuk menghampirinya. Ternyata memang benar, pantai ini terlihat begitu mempesona ketika saya duduk di sebuah tonggak kayu yang sengaja di sediakan disana sebagai tempat duduk. Pulau-pulau kecil yang tersebar mengelilingi pantai ini juga terlihat begitu indah namun magis..

Sementara itu di area berkemah kami semua sudah siap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Tenda yang tadi malam di dirikan sudah mulai di kemas kembali. Beberapa warga juga terlihat sedang menata kembali area yang ada di dalam lokasi wisata ini.  Dan setelah mengabadikan momen kebersamaan di pantai indah ini, perjalanan pun di lanjutkan. Masih di lokasi yang tidak jauh dari pantai ini.

Bajul Mati…

Penganut Pesan Kakek "Jadilah pejalan dan belajarlah dari perjalanan itu". Suka Jalan-jalan, Makan-makan, Poto-poto dan Buat Video. Cek cerita perjalanan saya di Instagram dan Youtube @lostpacker

Related Posts