Taman Nasional Tanjung Puting

11

Hening terasa sekali ketika saya membuka kelambu, yang sudah semalaman melindungi tubuh ini dari gigitan nyamuk yang berkeliaran di hutan Kalimantan ini. Cecuitan dari suara-suara aneh membuat saya penasaran. Setelah mengamati sekitaran sungai, akhirnya saya tahu bahwa suara aneh yang saya dengan tadi berasal dari serombongan bekantan, sang monyet ekor panjang dan berhidung mancung asal Kalimantan. Sementara di depan kapal klotok yang saya tiduri semalaman ini terhampar hutan kalimantan yang indah dan damai.

Menyambut pagi di Taman Nasional Tanjung Puting
Menyambut pagi di Taman Nasional Tanjung Puting
Pagi Yang Tenang
Pagi Yang Tenang

Kalau saja tidak ada kapal yang lewat, yang membuat klotok yang saya naiki agak goyang, mungkin saya lupa kalau sedang berada di atas klotok yang sedang membawa saya mengarungi sungai,  untuk masuk semakin dalam di hutan kalimantan ini. Secangkir kopi hitam masih mengepulkan asap serta aroma harum yang membuat indra penciumam saya bekerja keras untuk mentransfernya ke otak guna memacu keluarnya ide-ide kreatif.

Reni sedang mengamati pagi di pucuk-pucuk pohon
Reni sedang mengamati pagi di pucuk-pucuk pohon

Rini Mariani, wanita muda asal Kalimantan ini tetap mengoceh banyak hal. Dari yang berhubungan dengan seluk beluk tentang Taman Nasional Tanjung Puting hingga curhatan tentang keingianannya belajar menulis.
“Saya itu pengen menulis kayak mas gitu, biar orang makin banyak tahu tentang orang utan. Kalau mereka tahu pasti mereka akan sayang dan menjaganya” ungkapnya pada sebuah petang yang damai.

trekking-sambil-dapat-penjelasan-dari-guide-yang-oke-banget
trekking-sambil-dapat-penjelasan-dari-guide-yang-oke-banget
Sambil Trekking, banyak ilmu yang saya dapat dari penuturan guide di Taman Nasional Tanjung Puting
Sambil Trekking, banyak ilmu yang saya dapat dari penuturan guide di Taman Nasional Tanjung Puting

Rini menjadi guide saya selama perjalanan di Taman Nasional Tanjung Puting ini. Sistertour adalah usaha yang di rintisnya di Tanjung Puting ini. Selain kami berdua juga ada March, Raphael, dan Ian. Mereka adalah para blogger, fotografer dan videografer yang di undang oleh kementrian pariwisata untuk meng-explore beberapa tempat yang ada di nusantara ini.

Meja makan yang selalu menyatukan kami
Meja makan yang selalu menyatukan kami

Ian sangat antusias dengan beragam jenis burung yang ia temui seama perjalanan. Sementara Raphael, Travel Blogger asal Mexico ini membuat perut saya tak pernah istirahat dengan lelucon-lelucon yang ia buat. Sementara March, pemuda asal jerman ini sibuk dengam gopronya, karena dia adalah salah satu gopro ambassador. March lebih kalem, tapi ternyata kekaleman dia karena sedang menahan demam yang menyerangnya.

March sang Gopro Ambassador
March sang Gopro Ambassador

Pada saat makan siang, kami di buat kebingungan karena dia minum obat flu dengan cola kalengan. Saya dan reni, yang dari kecil di kasih tau bahwa meminum obat itu hendaklah dengan air putih atau pisang, kelimpungan takut dia kenapa-kenapa setalah meminum obat dengan cola itu. Tapi dia malah terkekeh melihat muka kami yang khawatir.

menyusur-sungai-dari-coklat-hingga-item
menyusur-sungai-dari-coklat-hingga-item

Petang menjelang, jejeran meja di tata rapi di dermaga untuk makan malam kami. Bersama saya ada 25 travel blogger dan influencer dari Amerika, Eropa dan Afrika Selatan untuk bersama-sama explore keindahan dan keanekaragaman budaya yang ada di beberapa tempat di negeri ini. Sementara itu untuk menemani mereka ada 4 travel blogger dari Indonesia salah satunya adalah saya.

Menikmati indhanya pagi di Taman Nasional Tanjung Puting
Menikmati indhanya pagi di Taman Nasional Tanjung Puting
kalau-malam-semua-di-tutup-untuk-tidur
kalau-malam-semua-di-tutup-untuk-tidur

Setelah acara makan malam selesai, klotok yang saya tumpangi menjauh dari rombongan karena ingin mencari tempat yang sepi untuk kami bermalam. Dan kesepakatan bersama juga untuk berangkat masuk lebih kedalam hutan lebih pagi. Karena satu klotok ini memang tergila-gila sama motret semua. Jadi menjauhlah kami dari klotok-klotok lain.

Bunyi mesin klotok memecah keheningan malam di hutan Tanan Nasional Tanjung Puting ini. Setelah menemukan tempat yang tenang untuk bermalam, kami pun memilih untuk beristirahat. Jam dipergelangan saya baru menunjukkan pukul 20:00, tapi kantuk yang hadir sudah sangat membuat saya ingin merebahkan diri di kasur yang sudah di siapkan untuk saya tiduri lengkap dengan kelambunya.

Dalam perjalanan masuk ke Taman Nasional Tanjung Puting ini, saya singgah ke tiga lokasi rehabilitasi orang utan, Keberadaan binatang yang memiliki gen hampir mirip dengan manusia ini sudah hampir punah, karena hutan tempat mereka mencari makan dan hidup berkembang biak sudah hampir habis.

bekantannya-mancung
bekantannya-mancung
bekantannya-mancung
bekantannya-mancung
Salah satu penghuni Taman Nasional Tanjung Puting
Salah satu penghuni Taman Nasional Tanjung Puting

Hati saya tersayat ketika reni bercerita tentang kebakaran hutan yang menimpa Taman Nasional Tanjung Puting beberapa tahun silam. Hektaran hutan terbakar. Beberapa orang utan juga terpanggang di bara api yang berkobar itu. Semoga hal-hal seperti ini tidak akan terjadi lagi.

mbak-ache-ayok-semangattt
mbak-ache-ayok-semangattt
ijinkan-aku-berada-di-belakangmu
ijinkan-aku-berada-di-belakangmu

nunggu-artisnya-dateng

trekking-di-dalam-hutan
trekking-di-dalam-hutan

Saya di bawa trekking masuk ke dalam hutan. Tempat dimana biasanya para ranger menyiapkan makanan buat mereka. Namun tetap menjaga jarak sejauh 5 meter adalah cara yang tepat untuk melindungi mereka dari penyakit-penyakit menular yang di bawa oleh tangan manusia.
Sebuah pekikan khas tedengar dari mulut sang ranger. Pekikan khusus yang artinya memanggil mereka ke lokasi itu untuk makan. Tak butuh waku lama untuk memanggil mereka. Satu persatu mereka datang dengan muka lugunya. Nah biasanya di masing-masing camp ini ada raja orang utan yang berkuasa.

galau-mauturun-ambil-makanan-tapi-di-potoin-banyak-orang
galau-mauturun-ambil-makanan-tapi-di-potoin-banyak-orang

“Namanya “Doyok” mas, dia adalah raja di camp ini”

Reni menjelaskan kepada saya ketika si Doyok datang dan langsung menguasai tempat feeding area itu. Jadi masing-masing camp ini memiliki raja. Sungguh lucu tingkah polah mereka ketika makan. Tak beda jauh dengan manusia. Ada juga mereka yang serakah mengambil banyak sekali pisang sambil sembunyi-sembunyi dari penglihatan sang raja.

hangout-sama-mamak
hangout-sama-mamak
sungainya-hitam-tenang-tapi-banyak-buayanya
sungainya-hitam-tenang-tapi-banyak-buayanya

Malam belum terlihat larut. Azan Isya’ dari handphone saya baru saja berkumandang. Namun, semua klotok sudah berjajar rapi di pelabuhan wisata kumai. Dan acara explore Tanan Nasional Tanjung Puting selesai sudah. Sebuah pelajaran berharga kembali saya dapatkan tentang bagaimana selayaknya manusia bersikap terhadap alam, agar semua mahluk yang ada di muka bumi ini hidup berdampingan dan tetap terjaga. Dan malam itu saya bisa bernafas lega, karena akhirnya bisa melihat langsung keberadaan orang utan di habitat aslinya, bukan di kebun binatang.

senyum-bahagia

sambutan-di-port-kumai

seneng-banget-lihat-potonya-mike-ini

kapal-klotoknya-asik

spot-bobok-bobok-cantik-sambil-melihat-sepanjang-sungai

perahu-klotoknya-romantis-putih-putih

hanya-selembar-daun

kantung-semar

sign-hormati-sesama

serakah

seneng-lihat-mamak-sama-anaknya-akur-gini-kalau-kamu-gimana

DCIM943GOPRO
DCIM943GOPRO
menyusur-sungai-dari-coklat-hingga-item
menyusur-sungai-dari-coklat-hingga-item

rombongan-odong-odong

Recommended Tour in Tanjung Puting

www.sistertour.com

Jl. Natai Arahan RT 19 RW 07 (depan Terminal Natai Suka) Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan Pangkalan Bun 74111

Phone : +628115232190

Phone : +628115219922

Email :

[email protected]

Penganut Pesan Kakek "Jadilah pejalan dan belajarlah dari perjalanan itu". Suka Jalan-jalan, Makan-makan, Poto-poto dan Buat Video. Cek cerita perjalanan saya di Instagram dan Youtube @lostpacker

Related Posts

Leave a Reply